II. PEMBAHASAN
2.1 Syarat tumbuh
Bayam dapat tumbuh sepanajng tahun, dimana saja, baik
didataran rendah maupun didataran tinggi. Pertumbuhan paling baik pada tanah
subur dan banyak sinar matahari. Suhu yang baik 25-36 c dan pH tanah antara
6-7. waktu tanam terbaik pada awal musim kemarau.
2.2 Teknik budidaya
a.
Benih
Bayam dikembangkan melalui
biji. Biji bayam yang dijadikan benih harus cukup tua (+ 3 bulan).
Benih yang muda , daya simpannya tidak lama dan tingkat
perkecambahannya rendah. Benih
bayam yang tua
dapat disimpan selama satu tahun. Benih bayam tidak memiliki masa
dormansi dan kebutuhan benih adalah sebanyak 5-10 kg tiap hektar atau 0,5
– 1 g/m2. Varietas
yang dianjurkan adalah Giti Hijau, Giti Merah, Kakap Hijau, Bangkok dan
Cimangkok.
b.
Persiapan Lahan
Lahan dicangkul sedalam
20-30 cm supaya gembur. Selanjutnya buat bedengan dengan arah membujur dari
Barat ke Timur agar mendapatkan cahaya penuh. Lebar bedengan sebaiknya 100 cm,
tinggi 30 cm dan panjang sesuai kondisi lahan. Jarak antar bedengan 30 cm.
c.
Pemupukan
Setelah bedengan
diratakan, 3 hari sebelum tanam berikan pupuk dasar (pupuk kandang kotoran ayam) dengan dosis
20.000 kg/ha atau pupuk kompos organik hasil fermentasi (kotoran ayam yang
telah difermentasi) dengan dosis 4 kg/m2.
Sebagai starter tambahkan Urea 150 kg/ha (15 g/m2) diaduk dengan air dan
disiramkan kepada tanaman pada sore hari 10 hari setelah penaburan benih, jika
perlu berikan pupuk cair 3 liter/ha (0,3 ml/m2) pada umur 2 minggu setelah
penaburan benih.
d.
Penanaman/Penaburan Benih
Dapat dilakukan dengan tiga
cara, yaitu: ditebar langsung di atas bedengan, yaitu biji dicampur dengan
pupuk kandang yang telah dihancurkan dan ditebar secara merata di atas
bedengan, ditebar pada larikan/barisan dengan jarak 10-15 cm, kemudian ditutup
dengan lapisan tanah dan disemai setelah tumbuh (sekitar 10 hari) bibit
dibumbun dan dipelihara selama + 3 minggu. Selanjutnya dipindahkan ke bedengan
dengan jarak tanam 50 x 30 cm. Biasanya untuk bayam petik
e.
Pemeliharaan
Bayam yang jarang
terserang penyakit (yang ditularkan melalui tanah), adalah bayam cabut. Bayam
dapat berproduksi dengan baik asalkan kesuburan tanahnya selalu dipertahankan,
misalnya dengan pemupukan organik yang teratur dan kecukupan air, untuk tanaman
muda (sampai satu minggu setelah tanam) membutuhkan air 4 l/m2/hari dan
menjelang dewasa tanaman ini membutuhkan air sekitar 8 l/m2/hari.
f.
Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT)
Jenis hama yang sering
menyerang tanaman bayam diantaranya ulat daun, kutu daun, penggorok daun dan
belalang. Penyakit yang sering dijumpai
adalah rebah kecambah (Rhizoctonia solani) dan penyakit karat putih (Albugo
sp.). Untuk pengendalian OPT gunakan pestisida yang aman mudah terurai seperti
pestisida biologi, pestisida nabati atau pestisida piretroid sintetik.
Penggunaan pestisida tersebut harus dilakukan dengan benar baik pemilihan
jenis, dosis, volume semprot, cara aplikasi, interval dan waktu aplikasinya.
g.
Panen.
Bayam cabut biasanya
dipanen apabila tinggi tanaman kira-kira 20 cm, yaitu pada umur 3 sampai dengan
4 minggu setelah tanam. Tanaman ini dapat dicabut dengan akarnya ataupun
dipotong pangkalnya. Sedangkan bayam petik biasanya mulai dapat dipanen pada
umur 1 sampai dengan 1,5 bulan dengan interval pemetikan seminggu sekali.
h.
Pasca Panen
Tempatkan bayam baru panen
di tempat yang teduh atau merendamkan bagian akar dalam air dan pengiriman
produk secepat mungkin untuk menjaga kesegarannya.
III. KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
Syarat tumbuh tanaman bayam dapat tumbuh sepanajng tahun,
dimana saja, baik didataran rendah maupun didataran tinggi. Pertumbuhan paling
baik pada tanah subur dan banyak sinar matahari. Suhu yang baik 25-36 c dan pH
tanah antara 6-7. waktu tanam terbaik pada awal musim kemarau.
Teknik budidaya tanaman bayam seperti pada halnya tanaman
lainya yaitu mulai dari menyiapan benih, persiapan lahan, pemupukan, penanaman/penaburan
benih, pemeliharaan, pengendalian organisme pengganggu tumbuhan (OPT) hingga
panen dan pasca panen
3.2 Saran
Kami sangat menyadari
bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat kesalahan/kekurangan. Oleh
karena itu, kami sangat mengharapkan sumbangsih saran yang membangun demi
kesempurnaan dan perbaikan makalah ini selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Aminatun, T., V. Henuhili, S. Ummiyati, S. Hidayati, dan
Suhartini. 2003. Pelatihan Budidaya Sayuran sebagai Unit Usaha Sekolah bagi
Guru – guru Pengampu Mata Pelajaran Biologi di Kabupaten Sleman. [PPM],
Universitas Negeri Yogyakarta, Sleman.
Ariyanto. 2008. Analisis Tata Niaga Sayuran Bayam. [Skripsi]
Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Fazria, M. A. 2011. Pengukuran Zat besi dalam bayam merah dan
suplemen penambah darah serta penanganan terhadap peningkatan hemoglobin dan
zat besi dalam darah. [Skripsi] Universitas Indonesia, Depok.
Guntoro. 2011. Budidaya kebun bergizi. Pos daya Edisi 127 /
Tahun XII / Agustus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar